Breaking News

Warga Gili Meno Tampung Air Hujan Akibat Krisis Air Bersih, Pemda Dimana? -PENANTB

 

Foto// Masrun Kepala dusun Gili Meno saat di wawancara media

LOMBOK UTARA, PenaNTB.com – Warga Gili Meno, desa Gili Indah, kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) hingga saat ini masih harus berjuang menghadapi krisis air yang terus berlangsung sejak tujuh bulan lalu, terutama setelah diberhentikannya operasional PT BAL.

Krisis ini mendorong masyarakat setempat untuk bergantung pada air hujan sebagai sumber air, sementara upaya pemerintah daerah dalam mendistribusikan air dari daratan dinilai masih belum memadai dan bahkan terhenti karena adanya kendala pembayaran.

Masrun, Kepala Dusun Gili Meno di Desa Gili Indah, menyampaikan bahwa masyarakat terpaksa menampung air hujan karena keterbatasan pasokan air bersih. 

Menurutnya, meskipun hujan tidak turun secara konsisten, air hujan yang berhasil ditampung ini mereka gunakan untuk kebutuhan memasak dan memberi minum ternak.

“Cuaca sekarang sedang musim hujan, lebih-lebih di Gili Meno. Meskipun hujan berselang, bisa sampai dua minggu, warga tetap bertahan dengan menampung air hujan yang turun. Air tersebut kita pakai untuk masak, dan untuk minum ternak,” jelas Masrun saat di wawancara media, pada Senin (11/11/2024)

Krisis air ini semakin dirasakan sejak pemerintah setempat menghentikan pendistribusian air dari daratan Lombok melalui kapal selama lebih dari seminggu terakhir. Hal ini terjadi karena pemerintah belum menyelesaikan pembayaran kepada pihak kapal pengangkut selama dua bulan terakhir. 

Masrun menyampaikan keprihatinannya atas keterlambatan ini, terutama karena masyarakat Gili Meno sangat bergantung pada pasokan air dari kapal tersebut.

“Saya terus mengawal masalah ini ke Pemda karena kasihan warga saya yang sampai saat ini masih harus bertahan dengan kondisi air yang minim. Kapal yang biasa mengangkut air dari daratan belum dibayar oleh pemerintah daerah melalui DPUR KLU. Sudah dua bulan tertunda, padahal masyarakat sangat membutuhkan,” tambahnya.

Tak hanya itu, keterbatasan air juga menyebabkan ketegangan antar warga yang berebut air dari tandon-tandon yang disediakan. Meski pemerintah sempat menyediakan solusi darurat dengan mendistribusikan air, distribusi ini belum optimal dan terkadang justru menimbulkan bentrokan di antara warga yang berebut air untuk kebutuhan sehari-hari.

Di tengah krisis ini, masyarakat Gili Meno berharap agar PT BAL dapat kembali beroperasi sebagai solusi jangka pendek untuk penyediaan air bersih di pulau tersebut, dan untuk jangka panjang masyarakat menginginkan untuk pemasangan pipa di bawah laut melalui Gili Air.

“Untuk sementara, masyarakat Gili Meno menginginkan PT BAL beroperasi kembali. Harapan utama kami jangka panjang adalah adanya pemasangan pipa bawah laut yang menghubungkan Gili Air dan Gili Meno," tutupnya (Red)

0 Komentar






Type and hit Enter to search

Close