Permintaan air bersih meningkat di Lombok Utara, BPBD kekurangan armada tangki air |
LOMBOK UTARA penantb.com — Permintaan air bersih dari masyarakat di seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Utara semakin meningkat, terutama pada musim kemarau ini. Namun, keterbatasan armada mobil tangki air yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Utara menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Saat ini, BPBD hanya memiliki dua unit mobil tangki yang masih beroperasi, sedangkan permintaan air terus mengalir dari lima kecamatan yang ada di Lombok Utara.
Kepala Pelaksana BPBD Lombok Utara, M. Zaldy Rahardian, menyampaikan bahwa pada musim kemarau tahun ini, hampir seluruh masyarakat dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Bayan, Kayangan, Gangga, Pemenang, dan Tanjung, mengajukan permintaan suplai air bersih.
Namun, dengan keterbatasan mobil tangki yang tersedia, distribusi air harus dilakukan secara bergantian. Prioritas distribusi diberikan kepada wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, seperti Kecamatan Bayan dan Kayangan.
"Memang permintaan air ada hampir setiap hari, kami berupaya memaksimalkan armada yang ada, meskipun terbatas, namun kami pastikan warga tetap mendapatkan pasokan air bersih," ungkap Zaldy saat ditemui pada Senin (23/09/2024)
Zaldy menjelaskan bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih dengan lebih efektif, idealnya BPBD memerlukan tambahan armada minimal dua unit mobil tangki lagi. Dengan tambahan tersebut, distribusi air bersih di wilayah-wilayah yang jauh seperti Bayan dan Kayangan dapat terjangkau secara menyeluruh.
Setiap mobil tangki air milik BPBD memiliki kapasitas 5.000 liter. Jika BPBD memiliki tambahan dua unit mobil tangki lagi, diperkirakan 20.000 liter air bersih dapat didistribusikan setiap hari ke masyarakat yang membutuhkan. Namun, Zaldy mengakui bahwa pengadaan tambahan mobil tangki harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah.
"Idealnya, penambahan armada sangat diperlukan jika ingin pelayanan maksimal. Namun, kami juga memahami kondisi keuangan daerah, sehingga kami tetap menjalankan tugas dengan armada yang ada," ujarnya.
Untuk mengatasi keterbatasan armada, BPBD Lombok Utara tidak jarang bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain seperti Dinas Sosial, PDAM, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Lombok Utara. Dalam situasi mendesak, mobil tangki milik OPD lain turut dimanfaatkan untuk membantu distribusi air bersih ke masyarakat. Hal ini dilakukan agar kebutuhan air bersih yang tinggi dapat tercover secara berkala.
"Biasanya, jika permintaan sangat tinggi, kami bekerja sama dengan OPD lain agar mobil tangki mereka juga dapat digunakan untuk menyuplai air bersih," tambah Zaldy.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Lombok Utara mengenai penetapan status siaga darurat bencana kekeringan di Kabupaten Lombok Utara tahun 2024, BPBD telah menetapkan beberapa titik lokasi kekeringan yang perlu diintervensi.
Zaldy menjelaskan bahwa dari lima kecamatan yang ada, empat kecamatan yakni Bayan, Kayangan, Gangga, dan Pemenang, telah ditetapkan sebagai daerah rawan kekeringan. Di empat kecamatan tersebut, terdapat 55 dusun yang membutuhkan bantuan suplai air bersih.
"Jumlah titik kekeringan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Misalnya, Kecamatan Pemenang yang pada tahun lalu tidak banyak mengalami kekeringan, tahun ini justru mengalami peningkatan jumlah dusun yang terdampak," jelas Zaldy.
Salah satu contohnya adalah wilayah Menggala di Pemenang Timur, yang pada tahun sebelumnya tidak masuk dalam daftar titik lokasi kekeringan, namun tahun ini menjadi salah satu wilayah yang terdampak, sehingga jumlah wilayah yang membutuhkan intervensi meningkat.
BPBD Lombok Utara telah memulai intervensi suplai air bersih ke daerah-daerah yang mengalami kekeringan sejak bulan April 2024. Namun, jumlah permintaan pada saat itu masih terbilang sedikit, dengan hanya satu atau dua dusun yang mengajukan permintaan air bersih setiap minggunya.
Namun, memasuki bulan Agustus dan September 2024, permintaan air bersih meningkat tajam, seiring dengan puncak musim kemarau. Pada periode ini, BPBD Lombok Utara gencar menyalurkan air bersih secara masif ke daerah-daerah yang terdampak kekeringan.
"Pengalaman tahun lalu menunjukkan bahwa puncak kekeringan terjadi pada bulan Agustus dan September. Pada waktu inilah intervensi distribusi air bersih kami lakukan secara besar-besaran," tutup Zaldy. (Ten*)
0 Komentar