![]() |
| Foto// Lokasi Proyek HLD |
LOMBOK TENGAH, penantb.com – Proyek revitalisasi/rehabilitasi saluran High Level Diversion (HLD) Renggung–Rutus di Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), yang dikerjakan PT Melindo dengan nilai anggaran lebih dari Rp45 miliar, diklaim tidak mengalami keterlambatan. Namun, proyek yang ditargetkan rampung Desember ini dinilai berpacu dengan waktu dan dikhawatirkan berdampak pada mutu pekerjaan akibat cuaca ekstrem.
Seorang kepala tukang yang mengaku sebagai subkontraktor proyek tersebut mengungkapkan, curah hujan tinggi menjadi kendala utama di lapangan.
“Kami terkendala hujan sehingga pekerjaan terhambat. Tidak mungkin bekerja maksimal dalam kondisi hujan. Dampaknya bukan hanya kerugian material, tapi juga waktu,” ujarnya, Sabtu (13/12).
Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah pekerja tengah melakukan perbaikan pada titik-titik longsoran yang terjadi pascapengerukan sedimen saluran. Selain itu, hujan dengan intensitas tinggi juga disebut memperlambat pekerjaan pada item beton saluran.
Pelaksana Teknis Lapangan, I Made Adnyana Nala, ST., MT., membenarkan adanya kendala cuaca. Meski demikian, ia tetap optimistis proyek dapat diselesaikan sesuai batas waktu kontrak.
“Memang ada beberapa titik terjadi sliding atau longsoran setelah pengerukan sedimen, sehingga perlu treatment khusus. Kondisi ini turut menghambat pekerjaan beton jalan inspeksi karena harus menyelesaikan penanganan longsoran terlebih dahulu,” jelasnya.
Menurut Nala, upaya percepatan sudah dilakukan sejak dua bulan terakhir. Namun, cuaca yang tidak menentu membuat progres di lapangan tidak maksimal.
Selain faktor cuaca, kendala lain juga datang dari keterbatasan suplai material beton ready mix. Tingginya permintaan beton di akhir tahun menyebabkan vendor kewalahan memenuhi pesanan.
“Kami menyiasatinya dengan menambah jam kerja (over time) di lapangan,” imbuhnya.
Ia juga menyebutkan kelangkaan material alam seperti batu dan pasir akibat banyaknya proyek baru, termasuk program Inpres, serta keterbatasan tenaga kerja terampil.
Saat ditanya terkait persentase progres pekerjaan, Nala enggan memberikan keterangan lebih lanjut.
“Soal progres itu menjadi ranah Balai Wilayah Sungai (BWS). Saya hanya menyampaikan kondisi di lapangan,” tegasnya.
Meski demikian, ia menegaskan pihaknya tetap berupaya maksimal agar proyek selesai sesuai kontrak.
“Kami di lapangan akan berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan pekerjaan hingga batas waktu kontrak,” pungkasnya.
Diketahui, proyek HLD Lombok Tengah yang dilaksanakan PT Melindo merupakan bagian dari proyek sistem interkoneksi irigasi berskala besar Kementerian PUPR. Proyek ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi 1,17 juta jiwa, mengairi 99.680 hektare lahan pertanian, menyuplai kawasan Mandalika, serta memasok kebutuhan air pembangkit listrik sebesar 610 juta meter kubik per tahun.
Tujuan pembangunan HLD ini antara lain meningkatkan efisiensi kinerja saluran, menekan kehilangan air (losses), mengurangi sedimentasi, meningkatkan kapasitas aliran sesuai desain, serta mendukung pengelolaan sumber daya air terpusat berbasis modernisasi.

0 Komentar