![]() |
| Foto// Bupati Kabupaten Lombok Utara H. Najmul Akhyar hadiri rapat percepatan Investasi NTB |
Mataram, Penantb.com — Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH menghadiri Rapat Percepatan Investasi Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dipimpin langsung oleh Gubernur NTB Dr. Lalu Muhammad Iqbal, bertempat di ruang rapat Kantor Pusat Bank NTB Syariah, Rabu (16/10).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Anggota Forkopimda Provinsi NTB, para kepala daerah se-NTB, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) se-NTB, serta sejumlah undangan lainnya.
Dalam laporannya, Kepala DPMPTSP Provinsi NTB H. Irnadi Kusuma, S.STP., ME menyampaikan bahwa potensi investasi di NTB sangat besar dan tersebar di berbagai sektor, seperti pariwisata, pertanian, dan pertambangan.
“Target investasi NTB tahun ini mencapai Rp61,9 triliun, dan hingga triwulan ketiga telah terealisasi sebesar 80,2 persen,” ujarnya.
Irnadi menjelaskan bahwa tiga daerah dengan realisasi investasi terbesar yaitu Kabupaten Sumbawa Barat sebesar Rp36,3 triliun, Kabupaten Lombok Tengah Rp5,5 triliun, dan Kota Mataram Rp1,6 triliun.
Sementara tiga daerah dengan serapan investasi terendah adalah Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Lombok Timur.
Ia menambahkan, salah satu kendala investasi di kawasan Gili Tramena (Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air) disebabkan oleh status kawasan yang masih menjadi wilayah konservasi, sehingga mempengaruhi proses perizinan usaha.
“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat ditemukan solusi atas kendala investasi di masing-masing daerah,” harapnya.
Sementara itu, Gubernur NTB Dr. Lalu Muhammad Iqbal dalam arahannya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mempercepat realisasi investasi.
“Terkait percepatan investasi, provinsi tidak bisa berdiri sendiri, tapi membutuhkan kerja sama lintas daerah,” tegasnya.
Iqbal menjelaskan, meskipun secara angka realisasi investasi NTB telah mencapai 80 persen, sebagian besar masih didominasi sektor pertambangan.
“Kalau hanya mengejar angka, itu mudah. Tapi dampaknya tidak langsung dirasakan masyarakat. Sektor seperti pariwisata dan pertanian justru memberikan efek nyata terhadap daya beli masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tiga isu utama yang kerap menjadi keluhan investor, yakni kepastian hukum termasuk status tanah, kesiapan sosial masyarakat, serta perizinan yang lamban.
“Perizinan harus dipercepat dengan langkah proaktif agar investor merasa mudah dan nyaman berinvestasi,” imbaunya.
Selain itu, Iqbal menegaskan pentingnya kesiapan infrastruktur seperti jalan, pengelolaan sampah, dan air bersih untuk mendukung iklim investasi yang sehat.
“Investor umumnya tidak memikirkan ekosistem. Di sinilah peran pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur agar investasi bisa berkembang secara berkelanjutan,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar memaparkan kondisi investasi di wilayahnya yang mencapai Rp7,654 triliun. Pemda KLU, kata dia, terus berupaya membuka peluang investasi melalui kerja sama ekspor-impor.
“Beberapa waktu lalu kami menggelar kegiatan business matching yang menghasilkan kesepakatan senilai Rp11,6 miliar, serta mengadakan Expo Global Event North Lombok dan pelepasan ekspor cengkeh ke pasar internasional,” jelas Najmul.
Selain itu, Pemda KLU juga melepas salah satu petani kurma untuk mengikuti pameran kurma di Abu Dhabi, yang diharapkan dapat membuka peluang investasi baru di sektor pertanian.
Najmul menegaskan, potensi terbesar investasi Lombok Utara masih berada di sektor pariwisata. Namun, status kawasan Gili Tramena sebagai kawasan konservasi telah menjadi kendala utama.
“Selama puluhan tahun Gili dikenal sebagai destinasi pariwisata, namun setelah perubahan status menjadi kawasan konservasi, muncul berbagai kendala dalam proses investasi,” ungkapnya.
Bupati Najmul berharap melalui forum percepatan investasi ini, pemerintah provinsi dan pusat dapat memberikan solusi konkret terhadap hambatan yang dihadapi, sehingga investasi di Lombok Utara dapat tumbuh dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

0 Komentar