![]() |
Foto// Parade mandi sapar |
Lombok Utara, penantb.com – Tradisi adat Mandi Sapar atau yang dikenal masyarakat setempat sebagai Rabo Bontong kembali digelar dalam rangkaian Gili Festival 2025. Tahun ini, kegiatan sakral tersebut dipusatkan di Gili Air, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, dan dihadiri ribuan warga serta wisatawan.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Lombok Utara Kusmalahadi Syamsuri, Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Kementerian Pariwisata RI Antonio Wasono Imam Prakoso, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara Ny. Henny Agus Purwanta, Pabung 1606 Mataram, sejumlah kepala OPD, tokoh adat, tokoh masyarakat, serta para undangan lainnya, Rabu (20/08/2025).
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, menyampaikan rasa syukur karena tradisi Mandi Sapar kini telah masuk dalam Kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025.
“Mandi Sapar ini sudah masuk di dalam kalender Karisma Event Nusantara, patut kita syukuri bersama," Ujar wakil bupati Lombok Utara Kusmalahadi Syamsuri
"Ke depan, event ini akan terus kita ikhtiarkan agar bisa menarik wisatawan nasional maupun internasional. Pelaksanaannya juga akan digilir di tiga gili, yaitu Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan,” tambahnya
Dikatakannya, tradisi ini bukan hanya menjadi agenda seremonial semata, melainkan juga sarat makna doa, zikir, serta permohonan keberkahan bagi masyarakat Lombok Utara.
Sementara itu, Antonio Wasono Imam Prakoso dari Kementerian Pariwisata RI menegaskan bahwa terpilihnya Gili Festival ke dalam 110 KEN 2025 menjadi sebuah prestasi besar bagi Kabupaten Lombok Utara.
“Masuknya Gili Festival ke dalam Kharisma Event Nusantara menunjukkan pengakuan nasional atas kekayaan budaya dan potensi ekonomi lokal Lombok Utara, Festival ini memadukan tradisi, seni, dan konservasi dengan latar keindahan Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan," jelasnya.
"Kami berharap event ini dapat terus konsisten dan berkembang menjadi magnet wisata alam dan budaya unggulan,” harapnya.
Selain mempromosikan budaya dan tradisi lokal, Kementerian Pariwisata juga menekankan pentingnya inovasi kreatif dalam pengembangan event daerah, agar mampu menjadi daya tarik kuat bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Penulis: Teno Haichal
0 Komentar