![]() |
Ketua Bhayangkari Lombok Utara ajak Masyarakat pahami pengorbanan keluarga polri lewat film sayap sayap patah 2: Olivia |
Mataram, penantb.com — Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia menjadi medium reflektif dalam memahami sisi lain pengabdian anggota kepolisian. Dalam kegiatan nonton bareng yang digelar di CGV Transmart Mataram, Minggu (25/5). Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, mengajak masyarakat untuk lebih memahami pengorbanan yang dijalani oleh keluarga besar Polri.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Polres Lombok Utara dan Bhayangkari ini bukan sekadar agenda hiburan, tetapi menjadi ruang edukasi emosional atas dinamika dan dilema yang kerap dialami keluarga anggota Polri, khususnya istri dan anak-anak mereka.
“Kalau mengharap hidup yang teratur dan seimbang, jangan pilih jalan ini,” ungkap Ny. Heny, menggambarkan tantangan hidup sebagai pendamping anggota Polri yang senantiasa berjibaku dengan risiko dan ketidakpastian.
Film besutan Danny Siregar Production tersebut mengangkat kisah Pandu, anggota Densus 88, yang harus memilih antara tugas negara dan keselamatan putrinya.
Menurut Ny. Heny, meskipun bagi sebagian orang kisah tersebut tampak dramatis atau fiktif, kenyataannya mencerminkan kehidupan nyata para Bhayangkari.
“Anak-anak kami belum memahami arti pengabdian. Mereka hanya tahu ayahnya jarang pulang dan ketika pulang, membawa beban yang tak bisa mereka mengerti,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa peran Bhayangkari bukan hanya sebagai pendamping seremonial, melainkan sebagai penjaga stabilitas psikologis dan emosional keluarga di tengah tekanan tugas negara yang berat.
“Kami bukan pengganti ayah, tetapi pelindung sunyi yang menjaga agar keluarga tetap utuh,” ujarnya.
Kegiatan nonton bareng ini sekaligus menjadi sarana kampanye emosional untuk meningkatkan pemahaman publik terhadap peran tak terlihat dari keluarga Polri.
Dalam kesempatan tersebut, Ny. Heny juga membagikan pengalamannya mendampingi suami bertugas di berbagai daerah di Indonesia, termasuk membesarkan anak dalam situasi yang penuh tantangan.
“Tapi inilah jalan hidup yang Tuhan titipkan. Tidak semua perempuan dipercaya negara untuk menopang barisan belakang pertahanan bangsa.” tutupnya.
0 Komentar