Breaking News

Di Rumah yang Hampir Roboh, Ibu Sri Bertahan Bersama Dua Anak, Artadi Janji Bangun Rumah Layak Asal Ada Lahan -PENANTB

 

Foto// Anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara fraksi Gerindra Artadi S.sos saat mengunjungi kediaman ibu Sri 

Lombok Utara, penantb.com – Kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu kembali ditunjukkan oleh anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara dari Fraksi Gerindra, Artadi S.Sos. 

Artadi menyambangi kediaman Ibu Sri, seorang warga Dusun Prawira, Desa Sokong, yang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Ibu Sri merupakan seorang janda yang telah ditinggal almarhum suaminya, Pak Mashur, sekitar empat hingga lima tahun yang lalu. Kini, ia tinggal bersama dua orang anaknya di sebuah rumah yang tidak layak huni. 

Kondisi rumah tersebut sangat memprihatinkan saat musim hujan, atap rumah bocor dan air hujan menyebabkan banjir di dalam rumah. Sementara itu, ketika musim kemarau tiba, suhu di dalam rumah sangat panas sehingga mereka tidak dapat tidur dengan nyaman.

Dalam kunjungannya, Artadi mengungkapkan rasa prihatin yang mendalam terhadap kondisi kehidupan Ibu Sri. 

“Pagi ini (Senin 05/05/2025 red) saya turun langsung ke warga atas nama Ibu Sri. Beliau adalah seorang janda yang tinggal bertiga bersama kedua anaknya di tempat atau rumah yang sangat tidak layak," ujar Artadi kepada media penantb.com.

"Rumahnya bocor, banjir saat hujan, dan panas luar biasa saat musim kemarau. Kondisi ini sangat memprihatinkan,” terang Artadi.

Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah ketiadaan lahan untuk membangun rumah baru. Ibu Sri tidak memiliki pekarangan ataupun sebidang tanah milik sendiri, sehingga upaya untuk membangun rumah layak huni masih menemui jalan buntu. 

“Kita masih carikan solusi agar Ibu Sri bisa memiliki tanah. Kalau sudah ada tanah, saya berencana akan membangun rumah yang layak untuk mereka tempati,” jelasnya.

Artadi bahkan menyatakan kesiapannya untuk membangun rumah di atas lahan miliknya sendiri yang berada di wilayah Tuti, Desa Sokong. Namun tawaran tersebut belum bisa diterima oleh Ibu Sri. 

Ia menolak pindah ke Tuti karena lokasi tersebut terlalu jauh dari sekolah anak-anaknya, sementara mereka tidak memiliki sepeda motor atau alat transportasi lain. Dengan jarak yang jauh, anak-anaknya tak sanggup berjalan kaki setiap hari.

“Seandainya Ibu Sri mau, saya sudah siapkan tanah di Tuti. Tinggal saya bangunkan rumah, mereka bisa langsung tinggal. Tapi saya paham kalau alasannya karena akses ke sekolah anak-anaknya. Kita akan terus cari solusi terbaik,” terangnya.

Saat ini, Ibu Sri mengandalkan penghasilan sebagai pembantu rumah tangga untuk menghidupi keluarganya. Sementara itu, kedua anaknya masih berada di bangku sekolah, satu di SMAN 1 Tanjung dan satunya lagi di SMPN 3 Tanjung. 

Dengan penghasilan yang terbatas, Ibu Sri harus berjuang keras demi pendidikan anak-anaknya dan kelangsungan hidup sehari-hari.

Artadi menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong upaya pencarian solusi atas permasalahan yang dihadapi Ibu Sri, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah desa dan instansi terkait agar dapat segera mendapatkan bantuan yang layak. 

“Kami akan coba hubungkan dengan pihak-pihak yang bisa membantu, karena ini menyangkut kemanusiaan. Sudah seharusnya kita hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan,” tutupnya.(Ten)

0 Komentar










Type and hit Enter to search

Close