![]() |
Foto// kepala Dinas Pariwisata Denda Dewi Tresni Budi Astuti |
Lombok Utara, penantb.com – Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengalokasikan anggaran sebesar Rp10,2 miliar pada tahun 2025 untuk mendukung pengembangan dan pemeliharaan kawasan wisata di tiga Gili, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Denda Dewi Tresni Budi Astuti, menyampaikan bahwa alokasi anggaran Rp200 juta difokuskan untuk kegiatan pemeliharaan rutin di kawasan Gili.
Sementara itu, tambahan anggaran sebesar Rp 10 miliar dialokasikan khusus untuk penataan fisik lingkungan di Gili Air.
"Untuk di Gili, Rp200 juta memang betul untuk kegiatan pemeliharaan. Kemudian ada Rp 10 miliar yang masuk, yang mana kami berbagi peran dengan provinsi, dalam hal ini BWS. Mereka menangani Gili Meno terkait abrasi, sedangkan kami dari Dinas Pariwisata akan fokus pada penataan lingkungan di Gili Air," ujar Denda kepada media ini Selasa (15/04/2025).
Penataan di Gili Air mencakup infrastruktur fisik seperti perbaikan jalan dan fasilitas pendukung wisata lainnya.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kenyamanan dan daya tarik kawasan wisata Gili, yang selama ini menjadi salah satu destinasi andalan di NTB.
"Jadi, yang Rp 10 milyar itu untuk penataan pisik termasuk jalan-jalan yang ada di Gili Air," terangnya.
Lebih lanjut, Denda menjelaskan bahwa tahun-tahun sebelumnya penataan lebih banyak difokuskan di Gili Trawangan.
Oleh karena itu, tahun ini pihaknya memutuskan untuk mengalihkan perhatian ke Gili Air guna pemerataan pembangunan dan pengembangan potensi pariwisata di seluruh kawasan Gili.
"Kita geser ke Gili Air, karena tahun-tahun sebelumya sudah di Gili Trawangan," ungkapnya
Sementara itu, untuk Gili Meno, penanganan abrasi dilanjutkan oleh BWS sebagai tindak lanjut dari program Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun lalu.
Denda menyebutkan bahwa tahun ini tidak ada lagi alokasi DAK, sehingga BWS mengambil alih penanganan mitigasi bencana di wilayah tersebut.
"Awalnya kami juga ingin masuk ke Gili Meno, tapi karena BWS sudah masuk duluan untuk menangani abrasi sebagai lanjutan dari DAK tahun lalu, maka kami alihkan fokus ke Gili Air," tutupnya. (Ten).
0 Komentar