![]() |
Foto// Anggota DPRD KLU dari fraksi Gerindra Artadi S.sos. |
Penulis: Teno Haichal
LOMBOK UTARA, PenaNTB.com –Rencana penataan kawasan sekitar Lapangan Tanjung menjadi Taman Kota memicu kekhawatiran di kalangan pedagang kecil yang telah lama menggantungkan hidupnya di lokasi tersebut.
Anggota Komisi II DPRD Lombok Utara, Artadi, S.sos mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk mengedepankan pendekatan humanis dan memberi sosialisasi terlebih dahulu sebelum melakukan langkah relokasi.
Menurut Artadi, banyak pedagang yang menggantungkan perekonomian keluarganya dari aktivitas di lokasi tersebut.
Penataan kawasan menjadi Taman Kota yang rencananya juga akan dijadikan akses utama menuju Kantor Bupati harus disertai dengan solusi yang tidak memberatkan para pedagang.
Salah satu langkah yang ia usulkan adalah menyediakan lokasi relokasi sementara agar pedagang tetap dapat berjualan selama masa pembangunan berlangsung.
“Banyak pedagang yang merasa cemas karena takut digusur tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Mereka harus diberikan pemahaman jauh-jauh hari, dan yang terpenting, disiapkan tempat relokasi sementara.," ujar Anggota DPRD KLU dari fraksi Gerindra tersebut, Minggu (19/01/2025)
"Jangan sampai mereka kehilangan mata pencaharian hanya karena pemerintah tidak memikirkan dampak dari kebijakan ini," tambahnya
Artadi menambahkan, rencana besar seperti pembangunan Taman Kota ini harus dilandasi komunikasi yang jelas dan terbuka dengan masyarakat terdampak, khususnya pedagang kecil.
Ia juga menilai perlu adanya koordinasi dari instansi terkait, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), untuk melakukan pendekatan yang humanis.
“Pemerintah daerah harus bertindak lebih bijak. Jangan sampai terjadi kesalahpahaman yang justru akan merugikan pedagang kecil. Disperindag dan Satpol PP sebaiknya mengambil langkah preventif dengan memberikan penjelasan yang detail dan pendekatan yang lebih manusiawi, mengingat tidak semua pedagang memiliki pemahaman yang sama terhadap rencana pembangunan ini,” ujar Artadi.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa keberadaan Taman Kota sebagai salah satu ikon daerah tidak boleh mengorbankan nasib masyarakat kecil yang selama ini menopang roda perekonomian lokal.
Setelah pembangunan selesai, Artadi berharap pedagang tetap dapat menjalankan aktivitasnya tanpa hambatan, bahkan di lokasi yang baru atau diatur sedemikian rupa agar tetap dapat mendukung kelangsungan usaha mereka.
Sejumlah pedagang di sekitar Lapangan Tanjung mengaku was-was dengan wacana pembangunan Taman Kota.
Mereka merasa khawatir akan digusur secara mendadak tanpa adanya pemberitahuan atau solusi yang jelas dari pemerintah.
“Kami dengar-dengar mau ada pembangunan Taman Kota, tapi sampai sekarang tidak tahu pasti seperti apa kelanjutannya. Kalau tiba-tiba digusur tanpa tempat pengganti, bagaimana kami harus mencari nafkah?” keluh seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Keluhan ini telah sampai ke telinga anggota dewan, yang kemudian menegaskan pentingnya pendekatan yang lebih adil dan berimbang.
Artadi berharap semua ihak, termasuk masyarakat, pemda, dan instansi terkait, dapat duduk bersama untuk mencari solusi terbaik tanpa menimbulkan konflik.
“Kalau semua pihak diajak bicara dan didengar aspirasinya, tentu akan lebih baik. Jangan sampai keputusan yang diambil hanya menguntungkan satu pihak, sementara pihak lain dirugikan,” pungkas Artadi. (Ten)
0 Komentar