![]() |
Dinas Pariwisata KLU tingkatkan kapasitas SDM lewat program pelatihan |
LOMBOK UTARA, penantb.com - Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menyelenggarakan enam program pelatihan sepanjang tahun 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan para pelaku usaha wisata di berbagai bidang, mulai dari kuliner hingga pengelolaan destinasi wisata. Program ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing pariwisata Lombok Utara, terutama di destinasi unggulan seperti Taman Nasional Gunung Rinjani.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (PSDP) Dispar KLU, Arie Ardiansyah, menjelaskan bahwa hingga pertengahan tahun 2024, empat dari enam program pelatihan telah berhasil dilaksanakan. Program tersebut meliputi pelatihan kuliner, desa wisata, pengelolaan home stay, dan tata kelola bisnis.
Menurut Arie, pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Lombok Utara.
"Kami mengalokasikan enam pelatihan sepanjang tahun ini, dan sejauh ini sudah empat pelatihan yang terealisasi. Pelatihan selanjutnya akan diadakan di Senaru, khusus untuk guide dan porter," ujar Arie pada Jumat (20/09/2024).
Program pelatihan yang diselenggarakan oleh Dispar KLU dirancang untuk meningkatkan kapasitas SDM di berbagai sektor pariwisata. Pada pelatihan kuliner, misalnya, para koki dan juru masak lokal diberikan edukasi tentang bagaimana menyuguhkan hidangan dengan cita rasa tinggi, sehingga mampu menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini penting untuk mendukung sektor kuliner sebagai salah satu daya tarik wisata di Lombok Utara.
Selain itu, pelatihan desa wisata ditujukan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ada di Lombok Utara. Para anggota Pokdarwis diedukasi tentang bagaimana mengelola objek wisata di desa mereka agar lebih menarik dan layak dijual kepada wisatawan. Program ini diharapkan dapat memberdayakan desa-desa wisata, sehingga mampu mengoptimalkan potensi wisata lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Pelatihan lainnya yang tidak kalah penting adalah pelatihan pengelolaan home stay. Arie menjelaskan bahwa dalam pelatihan ini, para pengelola home stay diberi pemahaman mengenai cara memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan, mulai dari kebersihan hingga keramahan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pengelola home stay agar lebih profesional dalam melayani tamu.
“Untuk tata kelola bisnis dan manajemen, kami fokus pada sektor perhotelan dan home stay. Tujuannya agar pengelola bisa melayani tamu secara profesional, sehingga meningkatkan citra pariwisata di Lombok Utara,” tambah Arie.
Dari enam program yang direncanakan, masih tersisa dua pelatihan yang belum dilaksanakan, yaitu pelatihan untuk guide dan porter serta pelatihan kebersihan destinasi wisata.
Menurut rencana, pelatihan guide dan porter akan digelar dalam waktu dekat di Desa Senaru, sebuah desa wisata yang menjadi pintu gerbang pendakian Gunung Rinjani. Puluhan pelaku usaha wisata yang ada di Senaru dan sekitarnya akan dilibatkan dalam pelatihan ini.
“Kami ingin meningkatkan kapasitas SDM pelaku wisata, terutama porter dan guide yang sangat penting keberadaannya di Taman Nasional Gunung Rinjani. Mereka berperan besar dalam mendukung kenyamanan dan keselamatan wisatawan yang datang untuk mendaki Gunung Rinjani,” jelas Arie.
Pelatihan ini sangat penting mengingat tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Rinjani setiap tahunnya. Dengan meningkatnya kualitas porter dan guide, diharapkan pengalaman wisatawan yang mendaki Rinjani akan lebih baik, sehingga meningkatkan daya tarik kawasan wisata tersebut.
Sementara itu, pelatihan kebersihan destinasi wisata akan dilaksanakan pada akhir tahun. Pelatihan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan kebersihan di kawasan-kawasan wisata, agar tetap menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
Seluruh program pelatihan ini didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian Pariwisata, dengan total anggaran sebesar Rp 800 juta.
Arie menjelaskan bahwa anggaran ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengembangkan kualitas SDM pelaku pariwisata di Lombok Utara, agar lebih kompetitif dan profesional dalam melayani wisatawan.
“Anggaran yang kami terima tahun ini sekitar Rp 800 juta, yang semuanya dialokasikan untuk pelatihan. Program ini merupakan program tahunan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan kapasitas SDM pariwisata di seluruh daerah, termasuk Lombok Utara,” ujar Arie.
Namun, Arie juga menambahkan bahwa ada kemungkinan program ini akan menjadi yang terakhir, karena informasi yang diterima menyebutkan bahwa tahun depan tidak ada lagi alokasi anggaran untuk pelatihan semacam ini. Meskipun demikian, ia berharap para pelaku wisata dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena pelatihan ini juga melibatkan narasumber yang kompeten dan berpengalaman.
Dengan adanya berbagai program pelatihan ini, Dispar KLU berharap pariwisata Lombok Utara dapat berkembang lebih pesat dan berkelanjutan. Kualitas SDM yang mumpuni akan menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan daya saing Lombok Utara sebagai destinasi wisata unggulan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Kami selalu mengadakan kunjungan lapangan bersama pelaku wisata agar mereka bisa melihat langsung praktik terbaik dalam pengelolaan pariwisata. Kami berharap apa yang dipelajari dalam pelatihan ini bisa diterapkan di lapangan,” pungkas Arie.
0 Komentar