Dirresnarkoba Polda NTB Kombes Pol Deddy Supriadi |
MATARAM penantb.com -Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB), Kombes Pol Deddy Supriadi, mengungkapkan bahwa penggunaan magic mushroom di destinasi wisata Gili Trawangan, Meno, dan Air (Tramena) masih menjadi primadona bagi wisatawan.
Jamur yang tumbuh dari kotoran sapi ini lebih populer dibandingkan dengan narkotika jenis ganja, sabu, ekstasi, dan lainnya.
Dikatakannya, pengungkapan peredaran narkotika golongan I ini mendominasi di destinasi wisata andalan Nusa Tenggara Barat.
"Pantauan kami saat ini dan berdasarkan pengungkapan sebelumnya menunjukkan bahwa narkotika jenis mushroom paling banyak diminati oleh para pengunjung,” ujar Kombes Pol Deddy Supriadi, Rabu, (05/06/2024) di Polda NTB usai gelaran konfrensi pers.
Peredaran narkotika jenis mushroom ini kata Deddy, menjadi primadona karena mudah diperoleh dan harganya terjangkau.
“Disamping harganya murah, perolehannya juga gampang. Ya, karena dia bisa diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh pada kotoran hewan,” jelasnya.
Selain magic mushroom, Polda NTB juga memantau peredaran narkotika jenis lain, termasuk sabu, di tiga Gili.
Pengungkapan peredaran narkoba di Gili Tramena memiliki sejumlah kendala, antara lain jaringan peredarannya yang tersebar tidak hanya di tiga Gili, tetapi juga di beberapa titik penyeberangan di wilayah tersebut.
“Jaringan mereka tersebar tidak hanya di tiga Gili itu, tetapi juga di tempat penyeberangannya," katanya.
"Kesulitan petugas adalah dari keberangkatan hingga kedatangan di lokasi seringkali bocor,” tambah Kombes Pol Deddy Supriadi.
Namun, ia tetap optimistis bahwa jaringan pengedar tersebut dapat diungkap hingga ke akar-akarnya.
“Yakinlah bahwa kejahatan itu tidak akan tidak terungkap, tinggal menunggu waktunya saja,” tutup Deddy dengan tegas.(Ten*).
0 Komentar