Bupati H. Djohan Sjamsu saat membuka kegiatan Selamatan Tanah Adat Sumur Timba |
TANJUNG penantb.com - Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH, bersama Wakil Bupati Danny Karter Febrianto R, ST, M.Eng menghadiri selamatan Tanah Adat Sumur Timba dan Pelestarian Lingkungan di Dusun Kopang, Desa Medana pada Sabtu (25/05/2024).
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pj. Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, Kepala Desa Medana Lalu Didik Indra Cahyadi, para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan undangan lainnya.
Pj. Gubernur NTB, Lalu Gita, menekankan pentingnya menjaga Tanah Adat Sumur Timba dan pelestarian lingkungan di Dusun Kopang, Desa Medana yang memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Terima kasih kepada masyarakat yang telah berdedikasi dan berkontribusi untuk tetap menjaga lingkungan di sekitar kita agar tetap asri," ucapnya.
Miq Gita juga meminta komitmen masyarakat untuk selalu menjaga setiap warisan leluhur yang telah mewariskan alam dan lingkungan kepada anak cucu dan generasi mendatang. Dia mengingatkan bahwa setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
"Saya akan ikut serta melestarikan Tanah Adat Sumur Timba dan pelestarian lingkungan dengan memberikan benih ikan dan bibit pohon," tambah Miq Gita.
Sementara itu, Bupati Djohan menyampaikan bahwa pada tanggal 21 Juli 2024, Kabupaten Lombok Utara akan merayakan ulang tahun yang ke-16.
Di usia yang masih muda ini, KLU telah mengalami perkembangan yang pesat dalam rangka memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Lombok Utara.
"Bupati dua periode ini menceritakan bahwa beberapa hari lalu, saya bersama dengan kepala daerah se-Indonesia mengadakan pertemuan untuk membahas permasalahan sumber daya alam, salah satunya masalah air," jelasnya.
Ia juga meminta kepada masyarakat Lombok Utara, khususnya di Dusun Kopang, untuk selalu menjaga lingkungan sekitar karena merupakan sumber kehidupan bagi manusia.
"Keberadaan Tanah Adat Sumur Timba bisa dijadikan tempat wisata dengan nuansa alam yang dimiliki," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia, Dr. Marzoan Swandy, dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan merupakan inisiatif dari masyarakat Dusun Kopang yang ingin menjadikan hutan adat sebagai tempat wisata.
"Luas hutan adat kurang lebih 4 hektar, di mana terdapat sumber mata air yang tidak pernah kering dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari," jelasnya.
Dr. Marzoan juga menceritakan bahwa lokasi Sumur Timba dijadikan sebagai lokasi ritual dua agama yang berbeda, yakni umat Islam dan umat Buddha yang berasal dari Tebango, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang.
"Alhamdulillah, selama ritual, masyarakat selalu menjaga kekompakan dan toleransi antar umat beragama," tutupnya. (Ten*)
0 Komentar