Lombok Barat - Anggota Komisi II DPRD Lombok Barat Abubakar Abdullah Dapil Sekotong meminta seluruh masyarakat agar tidak mudah percaya dengan isu hoax yang beredar tentang Covid 19. Baru baru kemarin, diberitakan disalah satu media online yang menyebutkan M alias A warga Gili Gede Kecamatan Sekotong Timur dinyatakan positif. Padahal kata dia, M alias A ini statusnya Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan di isolasi di puskesmas Pelangan dan hasil rapid tes (positif-red). Namun hasil rapid tes ini masih ada lanjutannya untuk diisolasi dan tahapannya mengikuti swab.
Diketahui, M yang berprofesi sebagai nelayan ini, mempunyai riwayat perjalanan luar Daerah kloster Goa Sulawesi tersebut, pun sudah dibawa ke rumah sakit Tripat untuk diisolasi sementara dan akan dilakukan swab guna memastikan status warga ini, apakah pasien ini Positif atau Negatif masih menunggu hasil swab dari provinsi terlebih dahulu.
“Saya minta masyarakat agar lebih selektif dalam menyaring informasi Covid 19 yang saat ini sedang heboh-hebohnya,” tegas Abu Bakar Asal Sekotong Desa Gili Gede ini.
Abubakar menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang, jangan panik. Diharapkan kepada oknum terkait yang menyebarkan informasi yang masih buram ini agar lebih bijak memberikan informasi yang benar. Hasil rapid Tes itu bukan hasil yang sebenarnya melainkan harus ada hasil swab dan itu ada petugas yang berwenang dari Provinsi yang secara resmi mengeluarkan kebenarannya, bukan buram dan abu abu seperti di berita itu.
"Jangan cepat mengambil kesimpulan seolah-olah dengan adanya Rapid tes itu mengatakan bersangkutan positif, berikanlah tugas yang berwenang. Orang dia sekarang ajah masih di rawat dan belum dilakukan swab, bagaimana bisa dikatakan positif," kesalnya.
Dampak dari info yang tidak akurat itu kata Abubakar, sempat bergejolak dan sejumlah warga yang ada di Gili Gede
sydah ada yang melakukan eksodus ke pulau sebelah.
"Ada wrga yang sudah menghindar dan keluar dari Gili Gede ini. Besar sekali pengaruh informasi itu," urainya.
Dikatakannya, Daerah Gili Gede sendiri, jauh hari sebelumnya sudah dilakukan upaya pencegahan bersama Relawan Satgas Covid Desa Gili Gede Indah guna antisipasi terjadinya penyebaran virus ini. Atas inisiatif itu, pihaknya mengambil langkah pencegahan dengan penyemprotan di semua tempat umum dan rumah warga. Termasuk dilakukan isolasi mandiri kewilayahan.
"Kami sudah lakukan itu karena memahami dari pada pola penyebaran virus ini," terang dia.
Di Gili sendiri ada kendala yakni minimnya fasilitas kesehatan. Disana hanya ada satu petugas bidan desa.
"Di Gili gede itu tidak ada Dokter dan faskes, hanya ada satu orang bidan dan poskesdes disana," pungkasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Lobar, Hj Made Ambaryati menebarkan hasil Rapid tes positif atas warga insial A alias M (47) yang berprofesi sebagai nelayan di Gili gede.
"Ya hasil Rapid tesnya reaktif (positif red), tapi itu harus di swab untuk memastikan kejelasannya. Jadi menunggu hasil swab itu dulu ya," jelas dia.
Saat ini kata mantan Kepala Dinsos ini, warga tersebut sudah diisolasi di sanggar Mutu Gerung untuk menjalani berbagai pemeriksaan penunjang sebelum dilakukan swab. Kondisi rumah sakit penuh, sehingga warga ini dititip di sanggar mutu Gerung. Warga ini lanjut dia memiliki klaster Gowa karena pernah ke daerah setempat.
"Yang Bersangkutan punya riwayat perjalanan luar daerah. Dia klaster Gowa," ungkapnya.(red)
0 Komentar