Matanusra.com | Giri Menang – Pemda Lombok Barat melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Lombok Barat tahun ini membangun pusat kuliner di lahan eks terminal Lembar yang berada di sekitar pintu keluar-masuk pelabuhan Lembar dan Pelindo III Lembar. Pembangunan pusat kuliner ini untuk menata dan menghidupkan kawasan pintu masuk pelabuhan yang selama ini dikeluhkan lantaran terkesan kumuh. Saat ini proyek pembangunan tempat kuliner yang dianggarkan Rp 500 juta dari Tufas Perbantuan (TP) Kementerian Koperasi ini tengah dalam proses tender di ULP.
“Tahun ini kita bangun pusat kuliner di bekas terminal dekat pintu masuk pelabuhan Lembar. Kita banguna lapak kuliner disana dan bisa juga untuk kerajinan,”jelas H Fajar Taufik, Kepala dinas koperasi dan UKM Lobar ditemui di kantornya kemarin. Dijelaskan, di pusat kuliner ini nanti akan disiapkan sebanyak 50 lapak yang bisa dipakai oleh warga untuk menjual kuliner. Disamping bisa menjual hasil kerajinan Lobar.
Dalam pengelolaan pusat kuliner ini, pihaknya menyerahkan ke pengurus Kopaja pelabuhan Lembar. Pembangunan proyek ini jelas dia, didukung oleh pihak desa dan pihak pelabuhan sendiri, sebab dengan adanya pusat kuliner ini kawasan ini lebih tertata dan hidup. “Kita mau hidupkan dan menata kawasan pintu keluar-masuk pelabuhan,”jelas dia. Para penumpang dan ABK yang turun kapal bisa langsung ke pusat kuliner tersebut.
Nantinya PKL yang ada di depan lahan itu akan di alihkan (direlokasi) ke dalam pusat kuliner tersebut, sehingga kawasan ini ,menjadi bersih dan rapi serta nyaman. Ia menambahkan untuk menangkap peluang pelabuhan gili mas Lembar, pihaknya sudah berkomunikasi dengan PT Pelindo untuk meminta spase lokasi bagi perajin UKM menjual hasil kerjainan khas Lobar.
di lokasi terminal Lembar yang terletak persis di seberang pintu masuk ke pelabuhan penyeberangan Lembar Dusun Lembar, Desa Lembar Selatan Kecamatan Lembar masih terbengkalai. Pasalnya, bangunan ini lama tak di dimanfaatkan oleh Pemda Lobar. Bangunan yang dulunya pasar ini, kondisinya memperihatinkan karena tak diperhatikan. Fasilitas terminal dan toko yang ada di sekitarnya rusak. Di lahan seluas puluhan are itu berdiri bangunan selter berukuran panjang puluhan meter dengan tinggi 5 meter. Bangunan ini rusak. Pada bangunan ini dilengkapi satu unit ruangan yang dipakai untuk melayani penumpang dan sopir yang masuk ke terminal. Kondisi bangunan ini juga usang, dibagian dalam ditumpuki sisa barang-barang yang dibuang warga. Diareal terminal tampak tumpukan kulit kelapa.
Disekeliling terminal, ada banguna toko dimana lokasi ini eks pasar lembar. Anehnya, bangunan toko itu sudah ditempati sebagai tempat tinggal oleh sebagian warga. Belum jelas bagaiamana bentuk kontribusinya ke daerah. Ditemui di terminal, Suhardi mengaku terminal ini dibangun tahun 1970 silam. Terminal ini dibangun di depan pasar lembar. Kondisi terminal tak terurus setelah pasar dialihkan ke Segenter dan dibangun pasar modern di depan terminal. Lahan pasar modern ini pun diduga menggunakan lahan terminal. “Dulunya ramai disini, tapi setelah dipindah pasar ke Segenter menjadi sepi. Pemda juga tak pernah memperhatikan terminal ini,”jelasnya. (MN/rd)
0 Komentar