Breaking News

Gubernur NTB : Perlakukan Investor Seperti Keluarga Sendiri



Matanusra.com | Bagi Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, seorang pebisnis atau investor yang ingin membuka usaha di NTB adalah bagian dari keluarga besar masyarakat NTB. Dengan menjadi keluarga, semua pihak akan berupaya mencapai kebahagiaan bersama.

Pemahaman itu disampaikan Gubernur saat mendampingi Rani Suryani, seorang pebisnis dari PT. Indofarm Sukses Makmur, Rabu, 10 Juli 2019.

Rani saat itu berkunjung ke sejumlah tempat di NTB untuk melihat langsung potensi sektor peternakan di daerah ini. Beberapa lokasi yang didatangi antara lain Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT HMT) Serading, Kabupaten Sumbawa dan Science and Techno Park (STP) Sumbawa.

Di STP, Gubernur dan Rani juga menyimak presentasi Dr. Arief Budi Witarto, Direktur STP Sumbawa. Selain Rani, hadir pula Lam Man Yin, CEO LSO Indonesia yang bergerak di bidang tambak udang.

Kesediaan Gubernur untuk mendampingi kunjungan dua pelaku usaha ini berbuah manis. Rani langsung mengutarakan ketertarikan dan rencananya untuk berbisnis di NTB. Salah satunya adalah penggemukan sapi-sapi Australia di NTB. Sebagai uji coba, rencananya 1000 sapi akan diimpor dari Australia dan digemukkan di NTB. BPT HMT Serading dan STIP Banyumulek dinilai akan cocok untuk menjadi tempat mengemukkan sapi-sapi ini. “Kita lihat dulu ujicoba yang 1000 ekor itu,” ujar Rani.

Selain itu, Rani juga mengutarakan rencana mendirikan pabrik pakan ternak, khususnya ternak unggas (ayam). “NTB memang luar biasa. Saya berpikir, kayaknya peternakan ayam itu yang paling cocok. Karena bahan utamanya jagung tersedia di sini,” ujar Rani.

Selain pakan unggas, Rani juga tak menampik kemungkinan akan berbisnis pakan sapi di NTB. “Cuma saya harus mempelajari dulu lebih detail. Pakan sapi, pernah saya uji, sepertinya kalau kita mixed (mencampur) sendiri lebih murah. Kita harus ramuan kita sendiri,” ujar Rani.

Soal kapan rencana ini akan direalisasikan, Rani bahkan mengakui ada kemungkinan tahun ini rencana ini bisa dieksekusi. “Kalau memang sudah fixed, why not? Pabrik pakan, khususnya ayam. Sesegera mungkin. Mudah-mudahan (tahun ini),” ujarnya.

Terkait rencana bisnis ini, Gubernur menerangkan bahwa yang ia lakukan saat ini adalah memberikan keyakinan kepada para pelaku usaha bahwa NTB adalah daerah yang bersahabat bagi investasi. NTB, adalah sebuah keluarga besar yang siap hidup bersama komunitas bisnis.

“Karena dalam ekonomi modern merekalah yang membuka kesempatan pekerjaan, menyelesaikan persoalan pengangguran, kemiskinan dan lain-lain,” ujarnya.

Dengan pola pikir yang demikian, pemerintah daerah, gubernur, camat, bupati kepala dinas dan lain-lain harus mendudukkan kembali tugas dan fungsi mereka. “Bahwa kesediaan menjadi pejabat publik itu adalah kerendahan hati dan kerelaan untuk berkorban lebih banyak, kemudian melayani dan lain sebagainya,” ujarnya.

Prinsip tersebut bukan hanya diwujudkan lewat pernyataan. Gubernur NTB telah membuktikan sendiri. Ia pun tak sungkan menjadi semacam pemandu kunjungan bagi para investor yang datang ke NTB. Upaya ini dilakukannya bukan semata formalitas. Melainkan, agar para pelaku usaha merasa diperlakukan sebagai bagian dari keluarga besar NTB.

“Kami ke sini itu bukan berarti beliau harus investasi di sini. Kita tunjukkan apa yang kita punya, kita hidangkan karpet merah buat siapa saja,” ujarnya.

Dengan memberikan kemudahan bernivestasi, para pelaku usaha akan cepat meraih keuntungan. Saat usaha mereka berkembang, ekspansi akan terjadi dan bagi warga NTB, ini akan mendatangkan banyak hal baik. Salah satunya, kesempatan kerja lebih banyak.

Jadi kita perlakukan para pelaku usaha ini sebagai warga kita yang baru, keluarga kita yang baru, untuk kemudian sama-sama menikmati hidup bersama. Jadi nggak harus kehadiran beliau investasi diindikasikan oleh aktivitas bisnis saja. Kalau beliau nyaman, bukan hanya pakan ternak bukan hanya penggemukan, tapi juga yang lain-lain,” tegasnya.

Menurut Gubernur, tugas semua pihak adalah membuat para pelaku usaha merasakan kenyamanan di NTB. “Dan kita bantu untuk betul-betul dengan sepenuh hati tanpa pamrih apa-apa. Apalagi mau menyusahkan. Kalau ada yang kurang-kurang kita yang tambahin. Ada infrastruktur yang kurang, kita yang bikin. Pemda itu begitu ke depan. Bukan duduk di kantor,” pungkasnya. (Rd)

0 Komentar





Type and hit Enter to search

Close